SHALOOM PARA ERASTUS MINDED

Selamat datang di blogs kumpulan khotbah Pdt. Dr. Erastus Sabdono. Blog ini sengaja saya buat, sebagai penghargaan atas jasa-jasa beliau sebagai dosenku dan bapak rohaniku. "Terimakasih, Pak. Saya bisa seperti sekarang juga karena gemblengan Bapak." Buat teman-teman, selamat menikmati khotbah-khotbah beliau yang keras, pedas, tapi menyehatkan iman kita. Segala isi dalam blogs ini, TIDAK DILARANG untuk dicopy, asal untuk pertumbuhan rohani kita. GBU All....

Senin, 30 Maret 2009

AKHIRNYA ADALAH KEMENANGAN

Di dunia yang sudah rusak dan bumi yang terkutuk ini manusia yang hidup didalamnya akan selalu diperhadapkan dengan kesukaran-kesukaran. Kesukaran hidup manusia bisa berasal dari diri sendiri atau orang lain. Diri sendiri yaitu kesukaran hidup karena kesalahan kita dan kesukaran yang disebabkan karena orang lain, yaitu karena kejahatan orang lain tersebut. Kedua-duanya merupakan kesukaran yang harus ditanggulangi dan pada umumnya kita mengharapkan penyelesaian dengan segera. Setiap kita pasti mengalami persoalan-persoalan yang membuat hidup terasa sukar. Pada saaat seperti ini kita menantikan pertolongan Tuhan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana kita menunggu dan mengalami pertolongan Tuhan.

Dalam Alkitab kita dapat menemukan seringkali Tuhan berkata: Jangan takut. Kata ini merupakan jaminan bagi kita, bahwa Tuhan : (1). Membela kita (2). Di pihak kita (3). Tuhan menyertai kita. Ini adalah jaminan yang dapat dipercayai. Dengan demikian seharusnya kita dapat menikmati hidup dengan keteduhan dan ketenangan. Dalam hal ini kita dapat memahami mengapa Paulus berkata: Bersukacitalah kamu senantiasa. Perintah untuk bersukacita senantiasa memberi indikasi bahwa dalam segala keadaan kita mampu menjaga hati untuk tidak menjadi cemas. Namun kenyataan yang kita hadapi adalah ketakutan dan kecemasan disebabkan oleh berbagai masalah hidup yang tidak kita temukan jalan keluarnya. Kadang kita menjadi lemah dan putus asa. Untuk ini kita belajar bagaiman menunggu waktu Tuahan dan mengalami pertolonganNya. Ada beberapa sikap hati yang harus kita miliki:

Pertama, berani menunggu waktu Tuhan. “Menunggu” merupakan pekerjaan yang sulit, yaitu menunggu lolos dari sebuah persoalan hidup. Pada umumnya kita memiliki kecenderungan mendesak Tuhan untuk “segera menolong”. Godaan untuk mendesak atau kadang memaksa Tuhan ini hampir dimiliki setiap orang. Tetapi sebagai orang percaya yang berpikir dewasa kita harus percaya bahwa Tuhan memiliki “waktu” atau saat bertindak. Disini dibutuhkan keberanian atau kadang digunakan kata kesabaran menunggu waktu Tuhan. Menunggu waktu Tuhan merupakan pergumulan latihan untuk percaya. Bahwa Tuhan adalah Tuhan yang tepat waktu. Kesalahan Saul sehingga ia ditolak menjadi raja Karena ia tidak berani menunggu waktu Tuhan menolongnya (1Sam 13:8). Menunggu waktu Tuhan adalah sebuah “seni iman”. Dalam Ratapan 3:22-26 ditegaskan bahwa Tuhan memilikii kasih setiap yang tidak berkesudahan. Kita harus belajar dengan diam menanti pertolongan Tuhan (to wait quietly). Sementara dalam persoalan kita tidak gelisah seolah-olah persoalan tersebut akan membinasakan kita. Kita harus percaya pertolongan Tuhan datang pada waktunya. Seni menunggu pertolongan Tuhan ini juga dimiliki Pemazmur dalam kesaksiannya dalam Mazmur 73:21-24. Pada akhirnya Tuhan pasti memberi pertolongan, walaupun keadaan kita anggap sudah tidak tertolong (Yoh 11:1-6; 17-21; 32). Kalau saudara menantikan pertolongan Tuhan pasti tidak akan dipermalukan (Maz 25:3).

Kedua, dalam hal ini kita harus menaruh pertolongan hanya dari Tuhan, kalaupun Tuhan membuka jalan maka bukan sarana itu itu sumbernya. Sumbernya adalah Tuhan. Dalam hal ini jangan mempertimbangkan sesuatu sebagai sumber pertolongan (Maz 124:8). Walaupun didepana mata, orang-orang tertentu yang saudara anggap sebagai sumber kita harus memandang Tuhan dan menganggap hanya Tuhan sumber pertolongan kita. Menaruh harapa hanya kepada Tuhan merupakan rahasia melihat pertolongan Tuhan (Rat 4:17). Dengan pertolongan yang datang dari Tuhan Bapa hendakmemperkenalkan dirinya kepada umat agar terbangun keintiman.

Ketiga, percaya bahwa Tuhan adalah Tuhan yang sangat peduli terhadap kita. Kepedulian ini lebih dari kepedulian seorang ibu terhadap anak bayinya (Yes 49:14-15). Kasih seorang ibu yang demikian kepada anaknya sukar dipahami sebenarnya, apalagi kasih Bapa kepada kita. Oleh sebab itu kita harus berani menguatkan percaya kita ini bahwa Tuhan itu baik. Kalau kita merasa jauh dari Tuhan dan tidak melihat uluran tanganNya, pasti ada sesuatu yang salah. Hal paling dominan yang membiuat kita tidak mengalami pertolongan Tuhan adalah karena dosa kita (Yes 59). Oleh sebab itu kalau kita hendak menagalami pertolongan Tuhan harus mau berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.



5 komentar:

  1. Khotbah yg benar-benar inspiratif dan aplikatif untuk hidup yg sering dilanda kesukaran. Puji Tuhan!

    BalasHapus
  2. Mas kok nggak diupdate lagi blog na... hehehe

    BalasHapus
  3. Mantap pak, inspiratif dan mudah dikembangkan secara benar.

    BalasHapus
  4. Puji Tuhan firman Tuhan yang sangat memberkati

    BalasHapus